Senin, 30 Juni 2008

Akhir Juni Dua Tahun Lalu

Bismillah....

Berangkat dengan mata berkelayut, badan terasa berat, tapi harus tetep berangkat ^_^ sejak hari sabtu yang begitu capek dan hari-hari sebelumnya banyak persiapan yang harus aku lakukan, yah persiapan apa sajalah, fisik, mental, jiwa (wew.... hehe) menghadapi apapun harus bisa dan siap. ^_^
Tak terasa di hari akhir bulan Juni ini aku harus bisa berfikir lebih dewasa, yah ‘dewasa’ itulah yang ada fikiran... hati.... Dan hanya ALLAH lah yang menggerakkan, kuasa atas itu semua... ALLAHU ROBBII.....
Tapi semua tak terasa, seakan-akan kesibukan di jalan raya membuatku tersenyum dan berhasil menghilangkan rasa, rasa kantuk, rasa capek, yang berat sekali.... ok tersenyumlah untuk pagi ini ^_^
Pagi ini terlihat di sudut pertigaan sebuah Kantor BPPK (Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) Departemen Keuangan yang setiap tahunnya selalu mengadakan ujian saringan masuk STAN begitu ramai, yah selalu ramai karena selalu mendapat respon positif dari semua warga Indonesia. Bahkan semua siswa-siswi, mahasiswa, lulusan yang menjadi calon peserta untuk mengikuti pendidikan pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Tapi tahun ini terlihat tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun USM yang selalu penuh sesak, berjejal calon peserta, ataupun yang mengantar buah hatinya atau adik tercintanya untuk mengikuti ujian saringan masuk STAN itu. Mungkin ada yang berpikir bahwa sudah banyak yang mendaftar, ah paling-paling enggak masuk lagi, atau sudah ada banyak orang yang beralih tidak hanya sekolah lebih baik bekerja. Yah ada saja yang berpendapat, semua pendapat itu free, apa saja boleh….
Dua tahun lalu, pagi hari di tahun yang sama aku mencoba ikut ujian saringan masuk STAN yang selalu dibanggakan. Setelah shalat subuh adik sepupuku sudah tiba ke rumah menjemputku untuk mengikuti pendaftaran STAN itu, yah bersama-sama dengan temannya dari Nganjuk. Kami optimis berangkat, ikut antri untuk mendaftar bersama ribuan calon peserta dari seluruh pelosok Indonesia. Teman adikku datang lebih awal dan sudah mengantri di depan loket pendaftaran sementara adik sepupuku menjemputku setelah shalat subuh waktu itu. Tepat di belakang kami rombongan calon peserta dari kota Purbalingga, mereka sampai di Malang sore, di hari sebelumnya, mencari tempat beristirahat, karena besok pagi-pagi sekali mereka harus bersiap-siap mengantri. Dan tidak hanya dari Purbalingga saja, Madiun, Purwokerto, Pasuruan, Malang sendiri tentunya, dan kota-kota lain yang terdekat dengan lokasi pendaftaran di wilayah Jawa Timur yaitu di Surabaya.
Alhamdulillah sampai jam sebelas siang kami sudah mendapatkan formulir pendaftaran dan nomor peserta. Begitu panas, lega, panas yang terasa kian lama kian hilang bersama hilangnya kepenatan kami saat memegang formulir itu, formulir yang menjadi kebanggan tersendiri.
Satu bulan berikutnya kami dan semua peserta mengikuti ujian saringan itu di beberapa Universitas yang telah ditunjuk sebagai tempat pelaksana ujian saringan masuk STAN.
Aku mendapat tempat di Universitas Merdeka Malang, bersama dengan teman-teman perempuan adik sepupuku dari Nganjuk juga, sehari sebelumnya kami berkenalan dan belajar bersama di rumah saudaraku yang berada di wilayah pusat kota Malang. Kami berangkat berbekal ilmu yang telah kami dapati di SMA, yah ilmu yang sungguh berharga. Sementara teman laki-laki dan adik sepupuku mengikuti ujian di Universitas Negeri Malang.
Jam setengah enam kami berangkat dari rumah, meminta doa restu dan memohon kepada ALLAH kemudahan dan kesabaran untuk mengikuti ujian yang maha itu, yah bisa dikatakan maha karena serentak semua Universitas pelaksana ujian STAN di Indonesia melaksanakan dengan khidmat.
Sesampai di Unmer (Universitas Merdeka Malang biasa disebut-sebut dengan singkatan Unmer) kami bergegas mencari ruangan test, tak sedikit yang bahagia, tak sedikit pula yang takut, tak sedikit pula yang biasa saja, karena sudah lebih dari 1 kali mereka mengikuti USM STAN, dan dengan semangat itu pula lah yang membuatku gentar. Aku berucap dalam hati, aku harus bisa yah harus bisa, aku harus semangat, yah bersemangatlah seperti semangatnya orang yang gagal, dengan semangatnya pula lah aku bisa mengerjakan dengan tenang, hanyut dibawa arus-arus kekhidmatan ruangan yang begitu hening, seperti jauh dari keramaian kota. Kami semua berkonsentrasi mengerjakan soal ujian dan tidak ada waktu untuk menyontek. Setengah sepuluh sudah banyak peserta yang mulai ribut, gaduh. Membuatku tak konsen mengerjakannya begitu banyak soal itu, banyak sekali... dengan waktu yang begitu singkat. Karena sebelum ujian dimulai, persiapan dari panitia lagi-lagi alasan waktu yang selalu molor. Seharusnya kami mulai ujian jam delapan sampai jam sepuluh, tapi sampai jam setengah sembilanpun kami belum menerima soal ujian itu, yah maklumlah :)
Jam sepuluh tepat lembar ujian dikumpulkan kepada panitia pengawas ujian saringan masuk STAN. Hanya itulah kerja kerasku, hanya itulah usahaku, dan hanya doalah yang aku panjatkan seusai ujian itu. Alhamdulillahirobbil a’lamiin... Teman-temanku sudah menunggu di luar ruangan sejak bel tanda ujian selesai. Kami pulang dan mampir ke mall, Plaza Dieng.

Yah panjang sekali ceritanya, yaa setidaknya itu menjadi spirit untuk mengobati kerinduan akan sifat rahman ALLAH. Besok adalah hari pertama di bulan Juli, aku ingin di bulan itu nanti aku bisa memulai semua aktifitas yang ber- ....
Bisa bermanfaat, bisa lebih bersemangat, engga boleh cengeng lagi, bisa berpikir dewasa dan semua yang akan dilakukan selalu dalam petunjuk-Nya. Amiin ^_^

3 komentar:

-n@N sYaf- mengatakan...

chayo..jangan putus asa ya..
lam kenal

Fitriyah mengatakan...

iya terimaksih yah supportnya :)
salam kenal juga dari ida ^_^

Yuanita mengatakan...

aQ jg pernah ngalamin masa2 itu Da,, daftar STAN.. dan yeah,,

2 kale malah,,

finnaly, aQ sadar,, mungkin itu memang bukan jalanQ..

hwakaka,,

kecemplung di dunia IT sekarang yah,, :D