Sabtu, 06 Desember 2008

Perangi Pembajakan, Pengangguran Berkurang

Pasar di Indonesia masih sangat based on price (sensitif terhadap harga). Hal inilah yang menyebabkan pembajakan mendapatkan tempat di negara ini. Pendapat tersebut disampaikan Direktur OEM (Original Equipment Manufacturer) Microsoft wilayah Asia Pasifik Christanto Suryadarma kepada Jawa Pos kemarin.

Saat ini, kata Christanto, Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat pembajakan software yang tinggi atau mencapai 84 persen. Selain tindakan tegas untuk memberantas software ilegal, langkah persuasif harus terus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan software legal.
"Perkembangan IT di Indonesia sangat pesat, baik itu dalam hal software (peranti lunak) maupun hardware (peranti keras)," ujarnya.

Pria asal Porong, Sidoarjo, itu mengaku pertumbuhan industri IT di Indonesia akan terus maju seiring besarnya jumlah penduduk dan tingginya minat untuk mempelajari perkembangan teknologi.

Namun, pria yang sekarang menetap di Singapura dan setahun sekali menjenguk keluarganya di Surabaya itu mengaku masih melihat adanya perbedaan situasi di Indonesia dengan negara lain. Dia kembali menegaskan bahwa pasar di Indonesia masih sangat based on price.
"Untuk itu kita harus edukasi mereka. Dari sisi lain kita juga bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan apresiasi terhadap hak cipta," kata Christanto.

Dia mencontohkan, Indonesia bisa meniru Singapura yang pada 1996-1998 juga masih marak dengan pembajakan alias pemalsuan hak cipta. Tapi, pemerintah Singapura bertindak tegas dengan berupaya membersihkannya secara besar-besaran. "Kalau tidak ada perang terhadap pemalsuan, investasi tidak akan mau masuk ke sana. Industri bajakan itu kan nggak ada kontribusi balik ke negara. Keuntungannya hanya dinikmati pembajak itu sendiri. Kalau asli, kan ada pajak," jelasnya.

Presiden PT Microsoft Indonesia Tony Chen mengatakan, bila tingkat pembajakan peranti lunak di Indonesia bisa diturunkan minimal 10 persen, hal itu akan membawa dampak luar biasa bagi perkembangan teknologi industri. Dia memperkirakan industri IT di tanah air bisa meningkat tiga kali lipat. "Bukan itu saja. Lapangan kerja bisa meningkat 13 kali lipat dan pajak bertambah 5 kali lipat. Itu kan hal yang baik buat pemerintah," terangnya.

Dia mengatakan, PT Microsoft Indonesia memang menyadari bahwa daya beli masyarakat Indonesia tidak setinggi di negara lain. Untuk itu, pihaknya mengeluarkan peranti lunak dengan harga murah. Selama ini masalah tingginya pembajakan peranti lunak karena harga yang mahal. "Karena itu, kami senantiasa melakukan awareness creation, yaitu melakukan seminar dan ceramah. Kami juga sudah mengeluarkan software murah," jelasnya.

Sumber : Jawa Pos, Selasa 2 Desember 2008

Tidak ada komentar: